RUMAH BELAJAR PERMATA (021) 918 913 57
MENERIMA PENDAFTARAN LES PRIVAT TK, SD,
SMP, SMA
BIMBEL DI RUMAH, BELAJAR KELOMPOK LEBIH
HEMAT
KAMI SIAPKAN TENAGA-TENAGA PENGAJAR
HANDAL
YANG SIAP DATANG KE RUMAH SISWA WILAYAH
JABODETABEK
PRIVAT GURU KE RUMAH WILAYAH JAKARTA
TIMUR,
JAKARTA SELATAN, DEPOK, TANGSEL DAN
SEKITARNYA
RUMAH BELAJAR PERMATA (021) 918 913 57
MENERIMA PENDAFTARAN HOMESCHOOLING SD, SMP, SMA
GURU DATANG KE RUMAH AREA JABODETABEK SEKITARNYA
BISA BELAJAR DI RUMAH, LOKASI SHOOTING, KARANTINA, DLL
HOMESCHOOLING SEKOLAH RUMAH SETARA SEKOLAH FORMAL
JADWAL FLEKSIBLE. IJAZAH RESMI BISA UNTUK MELANJUTKAN
KE SEKOLAH UMUM/ JENJANG PENDIDIKAN YANG LEBIH TINGGI
PTN/ PTS DALAM MAUPUN LUAR NEGERI
=======================================
KONFERENSI ASIA AFRIKA
Indonesia
menjadi tuan rumah peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 19-24
April 2015. Kegiatan ini akan dilaksanakan di Jakarta dan Bandung. Namun di
Bandung hanya akan berlangsung satu hari, yaitu di hari terakhir penutupan
peringatan KAA.
Konferensi
Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang juga disebut Konferensi
Bandung) adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang
kebanyakan pada waktu itu baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan
oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka
(dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan
kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.
Latar
Belakang Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Politik luar
negeri Indonesia adalah bebas aktif. Bebas, artinya bangsa Indonesia tidak
memihak pada salah satu blok yang ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak
bersahabat dengan negara mana pun asal tanpa ada unsur ikatan tertentu. Bebas
juga berarti bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara sendiri dalam menanggapi
masalah internasional. Aktif berarti bahwa bangsa Indonesia secara aktif ikut
mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia. Negara Indonesia memilih sifat
politik luar negerinya bebas aktif sebab setelah Perang Dunia II berakhir di
dunia telah muncul dua kekuatan adidaya baru yang saling berhadapan, yaitu
negara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat memelopori berdirinya
Blok Barat atau Blok kapitalis (liberal), sedangkan Uni Soviet memelopori
kemunculan Blok Timur atau blok sosialis (komunis).
Dalam upaya
meredakan ketegangan dan untuk mewujudkan perdamaian dunia, pemerintah
Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Usaha ini
mendapat dukungan dari negara-negara di Asia dan Afrika. Bangsa-bangsa di Asia
dan Afrika pada umumnya pernah menderita karena penindasan imperialis Barat.
Persamaan nasib itu menimbulkan rasa setia kawan. Setelah Perang Dunia II
berakhir, banyak negara di Asia dan Afrika yang berhasil mencapai kemerdekaan,
di antaranya adalah India, Indonesia, Filipina, Pakistan, Burma (Myanmar), Sri
Lanka, Vietnam, dan Libia. Sementara itu, masih banyak pula negara yang berada
di kawasan Asia dan Afrika belum dapat mencapai kemerdekaan. Bangsa-bangsa di
Asia dan Afrika yang telah merdeka tidak melupakan masa lampaunya. Mereka tetap
merasa senasib dan sependeritaan. Lebih-lebih apabila mengingat masih banyak negara
di Asia dan Afrika yang belum merdeka. Rasa setia kawan itu dicetuskan dalam
Konferensi
Asia Afrika. Sebagai cetusan rasa setia kawan dan sebagai usaha untuk menjaga
perdamaian dunia, pelaksanaan Konferensi Asia Afrika mempunyai arti penting,
baik bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada khususnya maupun dunia pada
umumnya.
Prakarsa
untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika dikemukakan pertama kali oleh Perdana
Menteri RI Ali Sastroamijoyo yang kemudian mendapat dukungan dari negara India,
Pakistan, Sri Lanka, dan Burma (Myanmar) dalam Konferensi Colombo.
Konferensi
Pendahuluan
Sebelum
Konferensi Asia Afrika dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan konferensi
pendahuluan sebagai persiapan. Konferensi pendahuluan tersebut, antara lain
sebagai berikut.
Konferensi
Kolombo (Konferensi Pancanegara I)
Konferensi
pendahuluan yang pertama diselenggarakan di Kolombo, ibu kota negara Sri Lanka
pada tanggal 28 April–2 Mei 1954. Konferensi dihadiri oleh lima orang perdana
menteri dari negara sebagai berikut.
- Perdana Menteri Pakistan : Muhammad Ali Jinnah
- Perdana Menteri Sri Lanka : Sir John Kotelawala
- Perdana Menteri Burma (Myanmar) : U Nu
- Perdana Menteri Indonesia : Ali Sastroamijoyo
- Perdana Menteri India : Jawaharlal Nehru
Konferensi
Kolombo membahas masalah Vietnam, sebagai persiapan untuk menghadapi Konferensi
di Jenewa. Di samping itu Konferensi Kolombo secara aklamasi memutuskan akan
mengadakan Konferensi Asia Afrika dan pemerintah Indonesia ditunjuk sebagai
penyelenggaranya. Kelima negara yang wakilnya hadir dalam Konferensi Kolombo
kemudian dikenal dengan nama Pancanegara. Kelima negara itu disebut sebagai
negara sponsor. Konferensi Kolombo juga terkenal dengan nama Konferensi
Pancanegara I.
Konferensi
Bogor (Konferensi Pancanegara II)
Konferensi
pendahuluan yang kedua diselenggarakan di Bogor pada tanggal 22–29 Desember
1954. Konferensi itu dihadiri pula oleh perdana menteri negara-negara peserta
Konferensi Kolombo. Konferensi Bogor memutuskan hal-hal sebagai berikut.
- Konferensi Asia Afrika akan diselenggarakan di Bandung pada bulan 18-24 April 1955.
- Penetapan tujuan KAA dan menetapkan negara-negara yang akan diundang sebagai peserta Konferensi Asia Afrika.
- Hal-hal yang akan dibicarakan dalam Konferensi Asia Afrika.
- Pemberian dukungan terhadap tuntutan Indonesia mengenai Irian Barat.
Konferensi
Bogor juga terkenal dengan nama Konferensi Pancanegara II.
Pelaksanaan
Konferensi Asia Afrika
Sebagai
tindak lanjut Konferensi Pancanegara I dan II, maka sesuai dengan rencana,
Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18–24 April
1955. Acara tersebut dibuka oleh Presiden Sukarno dan didukung oleh panitia
penyelenggara Konferensi Asia Afrika sebagai berikut:
- Ketua: Ali Sastroamijoyo
- Sekretaris Jenderal: Ruslan Abdul Gani
- Ketua Komite Kebudayaan: Muh Yamin
- Ketua Komite Ekonomi: Prof. Ir. Rooseno
Konferensi
Asia Afrika dihadiri oleh wakil-wakil dari 29 negara yang terdiri atas negara
pengundang dan negara yang diundang.
- Negara pengundang meliputi Indonesia, India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma (Myanmar).
- Negara yang diundang 24 negara terdiri atas 6 negara Afrika dan 18 negara meliputi Asia (Filipina, Thailand, Kampuchea, Laos, RRC, Jepang, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Nepal, Afghanistan, Iran, Irak, Saudi Arabia, Syria (Suriah), Yordania, Lebanon, Turki, Yaman), dan Afrika (Mesir, Sudan, Etiopia, Liberia, Libia, dan Pantai Emas/Gold Coast).
Negara yang
diundang, tetapi tidak hadir pada Konferensi Asia Afrika adalah
Rhodesia/Federasi Afrika Tengah. Ketidakhadiran itu disebabkan Federasi Afrika
Tengah masih dilanda pertikaian dalam negara/dikuasai oleh orang-orang Inggris.
Semua persidangan Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Gedung Merdeka,
Bandung.
Dalam agenda
Konferensi Asia Afrika tercantum pokok-pokok pembicaraan yang mencerminkan
masalah-masalah internasional yang hangat pada waktu itu. Agenda Konferensi
Asia Afrika antara lain:
- usaha-usaha untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan kebudayaan,
- hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri,
- masalah ras diskriminasi dari rakyat-rakyat terjajah,
- perdamain dunia kerja sama internasional,
- masalah pelucutan senjata dan masalah senjata penghancur.
Latar belakang dan dasar
pertimbangan diadakan KAA adalah sebagai berikut.
- Kenangan kejayaan masa lampau dari beberapa negara di kawasan Asia-Afrika.
- Perasaan senasib sepenanggungan karena sama-sama merasakan masa penjajahan dan penindasan bangsa Barat, kecuali Thailand.
- Meningkatnya kesadaran berbangsa yang dimotori oleh golongan elite nasional/terpelajar dan intelektual.
- Adanya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur.
- Memiliki pokok-pokok yang kuat dalam hal bangsa, agama, dan budaya.
- Secara geografis letaknya berdekatan dan saling melengkapi satu sama lain.
Tujuan
diadakannya Konferensi Asia Afrika, antara lain:
- memajukan kerja sama bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
- memberantas diskriminasi ras dan kolonialisme;
- memperbesar peranan bangsa Asia dan Afrika di dunia dan ikut serta mengusahakan perdamaian dunia dan kerja sama internasional.
- bekerja sama dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya,
- membicarakan masalah-masalah khusus yang menyangkut kepentingan bersama seperti kedaulatan negara, rasionalisme, dan kolonialisme.
Konferensi
Asia Afrika membicarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama
negara-negara di Asia dan Afrika, terutama kerja sama ekonomi dan kebudayaan,
serta masalah kolonialisme dan perdamaian dunia. Kerja sama ekonomi dalam
lingkungan bangsa-bangsa Asia dan Afrika dilakukan dengan saling memberikan
bantuan teknik dan tenaga ahli. Konferensi berpendapat bahwa negara-negara di
Asia dan Afrika perlu memperluas perdagangan dan pertukaran delegasi dagang.
Dalam konferensi tersebut ditegaskan juga pentingnya masalah perhubungan
antarnegara karena kelancaran perhubungan dapat memajukan ekonomi. Konferensi
juga menyetujui penggunaan beberapa organisasi internasional yang telah ada
untuk memajukan ekonomi. Konferensi Asia Afrika menyokong sepenuhnya prinsip
dasar hak asasi manusia yang tercantum dalam Piagam PBB. Oleh karena itu,
sangat disesalkan masih adanya rasialisme dan diskriminasi warna kulit di
beberapa negara. Konferensi mendukung usaha untuk melenyapkan rasialisme dan
diskriminasi warna kulit di mana pun di dunia ini. Konferensi juga menyatakan
bahwa kolonialisme dalam segala bentuk harus diakhiri dan setiap perjuangan
kemer-dekaan harus dibantu sampai berhasil. Demi perdamaian dunia, konferensi
mendukung adanya perlucutan senjata. Juga diserukan agar percobaan senjata
nuklir dihentikan dan masalah perdamaian juga merupakan masalah yang sangat
penting dalam pergaulan internasional. Oleh karena itu, semua bangsa di dunia
hendaknya menjalankan toleransi dan hidup berdampingan secara damai. Demi
perdamaian pula, konferensi menganjurkan agar negara yang memenuhi syarat segera
dapat diterima menjadi anggota PBB.
Konferensi
setelah membicarakan beberapa masalah yang menyangkut kepentingan negara-negara
Asia Afrika khususnya dan negara-negara di dunia pada umumnya, segera mengambil
beberapa keputusan penting, antara lain:
- memajukan kerja sama bangsa-bangsa Asia Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
- menuntut kemerdekaan bagi Aljazair, Tunisia, dan Maroko;
- mendukung tuntutan Indonesia atas Irian Barat dan tuntutan Yaman atas Aden;
- menentang diskriminasi ras dan kolonialisme dalam segala bentuk;
- aktif mengusahakan perdamaian dunia.
Selain
menetapkan keputusan tersebut, konferensi juga mengajak setiap bangsa di dunia
untuk menjalankan beberapa prinsip bersama (yang disebut Dasasila Bandung atau Bandung Declaration), seperti:
- menghormati hak-hak dasar manusia, tujuan, serta asas yang termuat dalam Piagam PBB;
- menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa;
- mengakui persamaan ras dan persamaan semua bangsa, baik bangsa besar maupun bangsa kecil;
- melakukan intervensi atau ikut campur tangan dalam persoalan dalam negeri negara lain;
- menghormati hak-hak tiap bangsa untuk mempertahankan diri, baik secara sendirian maupun secara kolektif sesuai dengan Piagam PBB;
- a) tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus salah satu negara besar; b) tidak melakukan tekanan terhadap negara lain;
- tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atas kemerdekaan politik suatu negara;
- menyelesaikan segala perselisihan internasional secara damai sesuai dengan Piagam PBB;
- memajukan kepentingan bersama dan kerja sama internasional;
- menghormati hukum dan kewajiban internasional lainnya.
Pengaruh
Konferensi Asia Afrika bagi Solidaritas dan Perjuangan Kemerdekaan Bangsa di
Asia dan Afrika
Konferensi
Asia Afrika membawa pengaruh yang besar bagi solidaritas dan perjuangan
kemerdekaan bangsa di Asia dan Afrika. Pengaruh Konferensi Asia Afrika adalah
sebagai berikut.
- Perintis dalam membina solidaritas bangsa-bangsa dan merupakan titik tolak untuk mengakui kenyataan bahwa semua bangsa di dunia harus dapat hidup berdampingan secara damai.
- Cetusan rasa setia kawan dan kebangsaan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk menggalang persatuan.
- Penjelmaan kebangkitan kembali bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.
- Pendorong bagi perjuangan kemerdekaan bangsa di dunia pada umumnya serta di Asia dan Afrika khususnya.
- Memberikan pengaruh yang besar terhadap perjuangan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam mencapai kemerdekaannya.
- Banyak negara-negara Asia-Afrika yang merdeka kemudian masuk menjadi anggota PBB.
Selain
membawa pengaruh bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan bangsa di Asia dan
Afrika, Konferensi Asia Afrika juga menimbulkan dampak yang penting dalam
perkembangan dunia pada umumnya. Pengaruh atau dampak itu, antara lain sebagai
berikut.
- Konferensi Asia Afrika mampu menjadi penengah dua blok yang saling berseteru sehingga dapat mengurangi ketegangan/détenteakibat Perang Dingin dan mencegah terjadinya perang terbuka.
- Gagasan Konferensi Asia Afrika berkembang lebih luas lagi dan diwujudkan dalam Gerakan Non Blok.
- Politik bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Burma (Myanmar), dan Sri Lanka tampak mulai diikuti oleh negara-negara yang tidak bersedia masuk Blok Timur ataupun Blok Barat.
- Belanda cemas dalam menghadapi kelompok Asia Afrika di PBB sebab dalam Sidang Umum PBB, kelompok tersebut mendukung tuntutan Indonesia atas kembalinya Irian Barat ke pangkuan RI.
- Australia dan Amerika Serikat mulai berusaha menghapuskan diskriminasi ras di negaranya.
Konferensi
Asia Afrika dan pengaruhnya terhadap solidaritas antarbangsa tidak hanya
berdampak pada negara-negara di Asia dan Afrika, tetapi juga bergema ke seluruh
dunia.
Diselenggarakannya
Konferensi Asia Afrika memberikan arti penting bagi negara-negara Asia Afrika
dan negara-negara di dunia, yaitu:
- Merupakan perwujudan rasa solidaritas dan kebangkitan bangsa-bangsa Asia Afrika.
- Merupakan pendorong bagi negara-negara Asia Afrika yang belum merdeka agar mencapai kemerdekaannya.
- Merupakan penengah antara dua blok yaitu Blok Barat dan Blok Timur.
- Mengilhami berdirinya Gerakan Non Blok.
(dikutip
dari berbagai sumber: wikipedia, gurusejarah.blogspot,
tugassekolah123.blogspot)
SEKOLAH RUMAH HOMESCHOOLING JAKARTA HOMESCHOOLING
DI JAKARTA SELATAN HOMESCHOOLING CIPUTAT HOMESCHOOLING DI DEPOK HOMESCHOOLING
DI TANGSEL HOMESCHOOLING DEPOK HOMESCHOOLING PARUNG HOMESCHOOLING SAWANGAN
HOMESCHOOLING CINERE HOMESCHOOLING LEBAK BULUS HOMESCHOOLING PONDOK LABU
HOMESCHOOLING CILANDAK HOMESCHOOLING PAMULANG HOMESCHOOLING BSD CITY
HOMESCHOOLING SERPONG HOMESCHOOLING BINTARO HOMESCHOOLING SERUA HOMESCHOOLING
WILAYAH JABODETABEK HOMESCHOOLING DI JAKARTA BARAT HOMESCHOOLING JAKARTA TIMUR
HOMESCHOOLING JAKARTA PUSAT HOMESCHOOLING BOGOR HOMESCHOOLING SD SMP SMA
HOMESCHOOLING GURU KE RUMAH HOMESCHOOLING IJAZAH NEGARA LES PRIVAT GURU KE
RUMAH LES PRIVAT AREA JABODETABEK, LES PRIVAT JAKARTA SELATAN, LES PRIVAT
JAKARTA TIMUR, LES PRIVAT DEPOK, LES PRIVAT JAKARTA PUSAT, LES PRIVAT TANGSEL,
LES PRIVAT CALISTUNG, LES PRIVAT TK SD SMP SMA, BIMBEL BELAJAR DI RUMAH, BIMBEL DI RUMAH, PRIVAT KELOMPOK DI RUMAH